Solusi & Tips Praktis

5 Strategi Efisiensi Energi Pabrik Hadapi tantangan Energi

5 Strategi Efisiensi Energi Pabrik Hadapi tantangan Energi

Pemborosan energi di sektor manufaktur sebesar 30% yang sangat berpengaruh pada cost saving dan profitabilitas. Di samping itu sektor manufaktur harus proaktif terhadap tantangan energi yang akan terjadi.

Melalui artikel ini, apa saja tantangan yang akan muncul terkait energi dan apa saja strategi untuk menghadapi tantangan krisis energi.

Tantangan Utama dalam Penggunaan Energi di Manufaktur

Sektor manufaktur sangat tergantung pada kebutuhan sumber daya energi untuk keperluan operasional produksi. Beberapa tantangan terkait konsumsi energi muncul meliputi:

  1. Intensitas Konsumsi Energi Tinggi

    Sektor manufaktur di Indonesia memiliki intensitas energi yang tinggi, terutama pada industri makanan, kimia, dan tekstil. Data dari kementerian energi untuk kebutuhan energi sektor industri kedua teratas setelah sektor transportasi sebesar 34.93%.

  2. Kurangnya Adopsi Teknologi Efisiensi Energi

    Banyak perusahaan manufaktur masih menggunakan mesin dan teknologi lama yang tidak efisien. Adopsi teknologi terdepan di Indonesia masih perlu ditingkatkan. United Nation untuk pengembangan Industri mengeluarkan peringkat negara dengan penggunaan high-tech dan Indonesia masuk di peringkat 40 dengan penambahan nilai (value-added) 37.32%.

  3. Peningkatan Biaya Energi

    Kenaikan harga energi secara global berdampak langsung pada biaya operasional perusahaan manufaktur. Tanpa mekanisme pengendalian yang baik, biaya energi yang tinggi dapat mengurangi profitabilitas dan daya saing perusahaan.

5 Strategi Efisiensi Energi di Manufaktur

Optimalisasi penggunaan energi pada manufaktur dapat melalui berbagai macam strategi, berikut lima strategi yang dapat diterapkan:

  1. Penggunaan Energi Terbarukan

    Transisi ke sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menurunkan emisi CO2. Ini juga bisa menjadi langkah penting menuju keberlanjutan jangka panjang. Studi yang dilakukan oleh International Energy Agency (IEA, 2021), perbaikan pada efisiensi energi dapat mengurangi emisi CO2 secara global sampai 2.5 miliar ton per tahun.

  2. Investasi dalam Teknologi Efisiensi Energi

    Mengganti peralatan lama dengan teknologi yang lebih efisien dapat mengurangi konsumsi energi secara signifikan. Menurut sebuah studi, peningkatan teknologi dapat mengurangi penggunaan energi hingga 30%.

  3. Optimalisasi Proses Produksi

    Mengidentifikasi dan menghilangkan inefisiensi dalam proses produksi dapat membantu mengurangi konsumsi energi. Lean manufacturing dan penggunaan Internet of Things (IOT) untuk real time monitoring adalah beberapa metode yang dapat diterapkan.

    Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk optimalisasi kinerja alat produksi dengan menerapkan digitalisasi proses produksi. Manufacturing Execution System dapat menjadi alternatif selain untuk optimalisasi kinerja produksi dan berdampak pada penggunaan energi secara efisien.

  4. Implementasi Manajemen Energi

    Penerapan sistem manajemen energi yang baik dapat membantu mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan energi. International Energy Agency (IEA) menyarankan penerapan ISO 50001 sebagai standar manajemen energi yang efektif.

  5. Pemantauan dan Analisis Energi

    Menggunakan sistem pemantauan energi yang canggih untuk mengukur dan menganalisis konsumsi energi secara real time. Menurut International Energy Agency (IEA), dengan pemantauan energi dapat mengurangi konsumsi energi pabrik hingga 20%. Strategi ini bisa diterapkan melalui: Instalasi smart meters dan sensor, analisis data untuk mengidentifikasi area konsumsi energi tinggi, dan perangkat lunak sebagai laporan dan rekomendasi penghematan energi.

Energy Monitoring System (EMS/EnMS) dapat diterapkan pada pabrik. Melalui sistem IIOT, energy monitoring meningkatkan efisiensi penggunaan energi pada seluruh lini dan area perusahaan. Leapfactor Energy Monitoring System mengatasi masalah dalam upaya efisiensi energi meliputi:

  • Tidak ada dokumen pola konsumsi energi Perusahaan tidak dapat memantau penggunaan energi pada mesin, lini produksi, dan bangunan pabrik keseluruhan.

  • Penggunaan energi berlebihan – Penggunaan energi yang tidak efisien karena belum adanya sistem yang memantau secara real time.

  • Peningkatan biaya energi – Meningkatnya biaya energi karena penggunaannya tidak efisien memerlukan mekanisme energy monitoring.

Penutup

Perbaikan dan pengelolaan penggunaan energi begitu holistik untuk menghadapi tantangan konsumsi energi. Upaya yang dapat dilakukan meliputi: penggunaan energi terbarukan, investasi teknologi, optimalisasi proses produksi, manajemen energi, dan analisis penggunaan energi di manufaktur.

Salah satu implementasi utama penerapan digitalisasi melalui sistem monitoring energi untuk meningkatkan kinerja manufaktur.

 

Artikel yang mungkin Anda suka
Whatsapp Us